Rabu, 22 Februari 2012

Kisah Dua Tukang Sol

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.
Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.
Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.
“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.
“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.
“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.
“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”
“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.
“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.
“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.
“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.
Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.
“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”
Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.
Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,
“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”
Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,
“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”
“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.
“Abang yakin?”
“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.
“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.
“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.
Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.
“Apa kabar mang Udin?”
“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.
Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,
“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”
“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.
“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.
Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,
“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”
“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.
Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.
“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.
Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.
“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.
“Tidak.”
“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”
Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.
“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.
“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”
Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

Nilai Diri Kita

sebuah cerita untuk melihat kedalam diri dalam proses perbaikan dan pembelajaran diri

Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kaket tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:
“Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”

Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”
Tetap saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan.
***
Sahabat Resensinet, cerita diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? karena tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp. 50.000
Sahabat resensinet, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.

Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau *bakal terjadi*, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf.
Kita tetap tak ternilai di mata Allah.
Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai kita. Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.
Sahabat, akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan merupakan modal hidup.
Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.


thanks for reading. Hope u r well and please do take care.
salam hangat untuk anda.......

Cerita Inspiratif: Pengorbanan Adik Kepada Kakaknya (Kisah Nyata)

Angella dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara.

Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”

Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”


Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat,tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku.

Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama,saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap airmatanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu
kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.

Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.

Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
“Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.

“Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…”

Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. berkali kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau.

Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggamtanganku.

Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.

Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.”

Semoga Cerita Kisah Nyata yang inspiratif dan Mengharukan di atas dapat kita ambil hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Terima kasih

kumpulan kata-kata motivasi

Kumpulan Kata Kata Motivasi 




Nah buat yang suka sama kata kata motivasi atau kata kata bijak motivasi berikut ini saya kasih khusus buat sobat2 pengunjung blog ini, karena disini sudah tersedia lengkap mulai dari kata-kata bijak motivasi mario teguh, kata kata motivasi cinta, kata-kata motivasi hidup dan kata kata motivasi diri dan kata mutiara motivasi lainnya. Ok langsung saja simak dibawah ini.

========================================================
*  Tidak adayg bisa membantu ketenangan jiwa selain dari diri sendiri. (G.Chr.Lich-tenberg)

*  Kebahagiaan dan tidak kebahagiaan manusia t'gantung pada diri sendiri. ( Abraham lincoln)

*  Barang siapa yg mencita - citakan satu kebaikan dan tidak jadi melaksanakannya, maka baginya
dituliskan (pahala) kebaikan. (H.R. Muslim)

*  Seekor burung hantu yang bijaksana duduk di sebatang dahan. Semakin banyak ia melihat, semakin
sedikit ia b'bicara.Semakin sedikit ia bicara, semakin banyak ia mendengar. Mengapa qta ga' seperti
burung hantu yg bijaksana itu? (Edward Mersey Ricards)

*  Jadilah diri kmu sendiri karenaga' adayg bisa melakukannya lebih baik dari diri qta sendiri. (franklin
D.Roosevelt)

*  Jangan t'lalu mencemaskan kepercayaan diri kmu sendiri. Cemaskanlah karakter kmu sendiri. ( Dr.
Laura Schlessinnger)

*  Bila rahasia sebuah atom dari atom - atom t'sikap, rahasia segala benda ciptaan, baik lahir maupun
batin akan t'sikap, dan kmu takkan melihat pada dunia ini atau dunia yg akan datang sesuatu kecuali
TUHAN. (Syaikh Ahmad AI-Alawi)

*  Bila kmu melrlukan kata2 'ntuk menggambarkan pengetahuan n'pemahaman, itu sprti burungdim
sangkar. Memiliki sayap tapi ga' bisaterbang. (Kahlil Gibran)

*  Barang siapa melewatisatu hari tanpa mengisinyadengan kebenaran, kewajiban, kemuliaan, pujian,
kebaikan, atau ilmu yg di petikna' maka dia tlah mendurhakai harinya dan menganiaya dirinya. ( Syair
ARAB)

*  Jika hari kemarin kmu b;buat kesalahan, maka hapuskanlah dgn p'buatan baik dan Kmupun menjadi
t'puji.

*  Harta adalah apa yg dimakan sampai kenyang, yg dipakai sampai lapuk dan yg di sumbangkan
kepadaorang lain. Mahluk yg paling mulia di dunia ini adalah manusia, dan bagian tubuh manusiayg
paling mulia adalah hati. (Imam al Ghazali)

*  Janganlah kmu b'sedih hati kecuali karena sesuatu yg akan mencelakakanmu esok di akhirat, dan
Janganlah kmu b'senang hati, kecali karena sesuatu yg akan menye-nangkannyadi aim keabadian
nanti. (Abdullah bin Khubaiq)

*  Hati mempunyai alasan2 yg ga'bisa dimengerti oleh akal. (Pascal)

*  Hati dapat menciptakan p'damaian n'ketentraman diri,karena hati dapat me-lihat kebenaran 70kali
lebih akurat dibandingkan dengan indera lainnya. (Jalaludin Rumi)

*  Kesetiaan merupakan sifat yg paling suci dari hati manusia. (Seneca) Nikmatilah hidup kmu dengan
melakukan hal - hal kecil, karena suatu saat nanti jika menoleh ke belakang, t'nyata hal - hal kecil itu
tidak kecil. ( Robert Brault)

*  Banyak ilmu akan banyak kawan, kaya harta akan banyak musuh. (AN bin abi Thalib)

*  Ilmu b'tambah dengan banyak menye-dekahkannya, dan b'kurang jika anda menahannya. (Al llbari)

*  Kebaikan iman dengan amalan, kebaikan hati dengan niat, dan kebaikan niat dengan ikhlas.

*  Seni memori yg sebenarnya adalah sen! p'hatian. Benar p'hatian akan ingat, dan salah p'hatian akan
lupa. (Samuel Johson)

*  Ingatan ga' p'nah salah yg salah adalah cara qta menggunakan ingatan Jika kmu menghadapi dunia
ini dengan jiwa yg luas, maka kmu melihat b'bagai hakekat kegembiraan semakin b'tambah dan luas,
sedangkan hakekat kedudukan semakin mengecil n'menyempit. (Ar - Rafi'i)

*  Tidak adayg bisa membantu ketenangan jiwa selain dari diri sendiri. (G.Chr.Lich-tenberg)

*  Kebahagiaan dan tidak kebahagiaan manusia t'gantung pada diri sendiri. ( Abraham lincoln)

*  Barang siapa yg mencita - citakan satu kebaikan dan tidak jadi melaksanakannya, maka baginya
dituliskan (pahala) kebaikan. (H.R. Muslim)

*  Seekor burung hantu yang bijaksana duduk di sebatang dahan. Semakin banyak ia melihat, semakin
sedikit ia b'bicara.Semakin sedikit ia bicara, semakin banyak ia mendengar. Mengapa qta ga' seperti
burung hantu yg bijaksana itu? (Edward Mersey Ricards)

*  Jadilah diri kmu sendiri karenaga' adayg bisa melakukannya lebih baik dari diri qta sendiri. (franklin
D.Roosevelt)

*  Jangan t'lalu mencemaskan kepercayaan diri kmu sendiri. Cemaskanlah karakter kmu sendiri. ( Dr.
Laura Schlessinnger)

*  Bila rahasia sebuah atom dari atom - atom t'sikap, rahasia segala benda ciptaan, baik lahir maupun
batin akan t'sikap, dan kmu takkan melihat pada dunia ini atau dunia yg akan datang sesuatu kecuali
TUHAN. (Syaikh Ahmad AI-Alawi)

 Cinta tak selamanya menuntut Qta untuk memililkinya, adakalanya cinta itu hnya 'ntuk penyegar
dahaga saja.

* Jangan ucapkan cinta jika kmu ga'ingin di lukai o/cinta.

* Bedakan nafsu dgn cinta krn tanpa Qta sadari Qtat'tipu o/hal itu.

* Qtadi ciptakan TUHAN saling b'pasangan jadi jgn risau jika kmu dikhianati o/cinta.Cinta tak sekedar
kta2 yg bisa lupa kpn saja.

* Cinta itu seperti Biologi n'Fisika penuh teori n'logika.

* Jangan mengatas namakan cinta jika 7anmu hanyalah nafsu n'nista

* Qta hnya manusia yg ingin di cinta n'mencinta.

* Tak ada I pun yg dapat memusnahkan cinta krn TUHAN menciptakan alam semesta krn cinta - NYA
kpd Qta.

* Kesungguhan Cinta n'ketulusan cinta ga'akan luntur hanya dgn keegoisan semata.

* Yang paling besar di bumi ini bukan gunung n' lautan, melainkan hawa nafsu yang jikagagal di
kendalikan maka kita akan menjadi pennghuni neraka. (Imam Al Ghazali)

* Kita tidak akan sanggup mengekang amarah dan hawa nafsu secara keseluruhan hingga
ga'meninggalkan bekas apapun dalam diri kita. Namun jika mencoba untuk me-ngendalikan
keduanyadengan cara latihan dan kesungguhan yang kuat, tentu kita akan bisa. (Imam al Ghazali)

* Barang siapa berhasil menundukan hawa nafsunya, maka dia akan b'bahagia dan memperoleh
kemenangan. Sebaliknya, barangn siapa yangdi kalahkan oleh hawa nafsunya, maka dia menderita
kerugian dan celaka. ( Nasihat Orang Arif dan Bijak)

* Qta jangan p'nah mengatakan din Qta yg t'hebat, tapi qta bisa mengatakn bahwa qta harus lebih
hebat dari orang lain.(Rahkmat Mogar Poerbonegoro)

* Seberapajauh p'jalanan anda dim hidup ini b'gantung pd apakah anda b'sikap kasih kpd yg lebih
tua.b'simpati kpd yg harus b'juang Ibh keras.dan b'tenggang rasa kpd yg lemah dan kuat.Suatu hari
dim hidup ini.anda akan menjadi salah satu di antaranya. (George Washington Carver)

* P'lakukanlah setiap orang dgn kebaikan hati dan rasa hormat.meski mereka b'laku buruk pada
kmu.lngatlah bahwa kmu menunjukan penghargaan pd orang lain bukan krn siapa mereka tp karena
siapakah diri kmu. (Andrew T.Somers)

* Bila ada cahaya dalam jiwa. maka akan hadir kecantikan dalam diri seseorang. Bila ada kecantikan
dalam diri seseorang.akan hadir keharmonisan dalam rumah tangga. Bila ada keharmonisan dalam
rumah tangga, akan hadir ketertiban dalam negara. Dan bila ada ketertiban di dalam negara, akn hadir
kedamaian dunia. (Pepatah Cina)

* Kebahagiaan anda tumbuh b'kembang manakala anda membantu orang lain. Namun. bilamana anda
tidak mencoba membantu sesama, kebahagiaan akan layu dan mengering. Kebahagiaan itu bagaikan
sebuah tanaman harus di sirami sikap dan tindakan memberi. (J. Donald Walters)

* Hal t'indah dalam hidup Qta adalah misteri. Misteri adalah sumbersemuaseni sejati dan semua ilmu
pengetahuan. (Albert Einsten)

* Di tangan manusia t'letak masa depan bumi yg ga' t'hingga, dan qta bisa lebih dan akan senantiasa
semakin memahami kenyataan ini apabilaqta meningkatkanpengetahuan dan cinta qta. ( Sir Julian
Huxley)

* Masa depan harus di fikirkan baik2, tetapi ga'boleh disertai dengan kekhawatiran akan hari esok.
( Dale carnegie)

* Saya lebih suka lamunan masa yg akan datang dari pada sejarah masa lalu. (Thomas Jefferson)

* Hari ini. jalan ini pasti semakin b'liku. karena masa depan belum tentu menjanjikan surga bagi
merekayg lemah dan mudah kecewa. (Mahatir Muhammad)

* Hadapilah problem hidup diri kmu dan akuilah keberadaannya, tetapi jangan biarkan diri kmu di
kuasainya. Biarkanlah diri kmu menyadari adanya pendidikan situasi berupa kesabaran, kebahagiaan,
dan pemahaman makna. (Hellen Keller) Memecahkan masalah itu sult. mengenal masalah lebih
sulit. tetapi menemukan masalah jauh lebih sulit (Albert Einstein)

* Jangan jadi bagian dari masalah, tetapi jadilah bagian dari pemecahan masalah.


Berhenti bertanya bagaimana cara mendapatkan apa yg kamu inginkan, karena jawaban yg kamu temukan hanyalah BERUSAHA.


Dalam hidup, akan ada seseorang yg tak peduli betapa dia menyakitimu dan kamu membencinya, dia masih saja dicintai oleh hatimu.

Banyak yang datang dan pergi dalam hidupmu. Dan itu berarti untuk setiap GOODBYE, seseorang yang lain akan datang dengan sebuah HELLO.

Dari kegagalan kita dapat membaca apa yang salah dari diri kita. Berusaha dan berdoa hanya itulah kuncinya.

"Pria ingin menjadi cinta pertama seorang wanita. Wanita ingin menjadi cinta terakhir seorang pria." Betul, atau tidak? :)

Jangan takut mencoba hal yang baru, gapailah impianmu. Tapi ingatlah, tak peduli kemana kamu pergi, KELUARGA tempat kamu kembali.

Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu. Belajarlah menjadi kuat dari hal-hal buruk di hidupmu.

Tak ada yang sempurna, berhentilah mencarinya. Jika seseorang mengerti dan mencintai kamu apa adanya, kamu dan dia pantas bersama.

Saat seorang wanita bersikap seakan ia tdk peduli lg padamu, saat itulah ia paling membutuhkan dirimu.

Cinta yang kamu terima, sebanding dengan cinta yang kamu berikan. Cintai lebih jika ingin dicintai lebih.